Powered By Blogger

Rabu, 02 Februari 2011

SELIMUT BERDURI


Berselimut Duri”
Aku tak bisa lagi menahan amarah yang berkecambuk
Tak lagi bisa mendengar nyanyian manismu yang bertajuk kebenaran
Buang semuah dusta dilidah manismu itu
Aku tak lagi mengharap kata dan nyanyianmu
Tak akan ada lagi rasa yang bisa kuberikan
Engkau bagaikan mawar yang penuh duri
Harum tapi busuk dan menyakitkan
Semua orang akan menyukaimu namun aku tidak
Tidak untukmu dan untuk siapa-siapa
Hari ini aku akan torehkan semua rasa derita dari kebohongan dan dusta
Bibirmi begitu manis tapi menyebarkan bau menyengat
Wajahmu cantik tapi penuh dengan kepalsuan
Aku muak nyanyian bibirmu
Semua hanya untaian kata yang tak berguna dan tak berarti
Suaramu buatku  jerah dari kata yang berzina
Dadaku panas  tubuh remuk tak berarti
Bibirmu yang berpesta riah hingga bernyanyi
Akulah  akulah dan akulah bernada indah dipucuk kebenaran
Air mata  menetes lalu aku tersungkur dan tersadar
Sadar dari untai kata, bibir manis sampai dusta dan kemunafikan
Mengpa tak kau berkaca lalu berkata
Aku ini siapa suaraku ini dari mana
Bibir ini berkata apa
Wajah ini miliki siapa
Tapi itu tidak, tidak untuk selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar