Powered By Blogger

Kamis, 20 November 2014

FUNGSI BAHASA KIAS



FUNGSI BAHASA KIAS
Bahasa kiasan ialah jenis bahasa yang menghuraikan sesuatu dengan cara mengkiaskannya kepada perkara lain, sama ada dengan menyebutkan bandingan secara langsung atau mengandaikan perbandingan itu. Sebagai contoh ialah ungkapan "manisnya seperti lautan madu". Ini ialah contoh kiasan yang menyebutkan bandingan secara langsung. Dalam contoh ini sifat manis itu secara langsung dibandingkan dengan lautan madu. Contoh-contoh lain bahasa kiasan yang menyebutkan bandingan ialah : "Matanya merah seperti sebiji saga" dan "Hatinya hancur bagai kaca terhempas ke batu".  Unsur perbandingan dapat dilihat melalui penggunaan perkataan "seperti" dan "bagai".
Contoh kedua pula ialah kiasan yang tidak menyebutkan bandingan secara langsung: Marahnya bernyala-nyala.  Bernyala-nyala biasanya digunakan untuk menyatakan keadaan api, tetapi dalam ungkapan di atas, sifat bernyala-nyala telah dipindahkan kepada keadaan marah.  Dengan kata lain, sifat marah telah dibandingkan dengan keadaan api yang bernyala-nyala.  Contoh-contoh lain bagi kiasan yang tidak menyebut bandingan : Karam dalam lautan percintaan dan Kutu embun.
Mengikut Za'ba dalam buku Ilmu Mengarang Melayu, terdapat empat fungsi bahasa kiasan.  Pertama, bahasa kiasan menjadikan sesuatu maksud lebih terang.  Melalui perbandingan yang berkias, ungkapan yang digunakan seolah-olah lukisan gambar yang terang dan nyata.  Jika tidak digunakan bahasa kiasan, mungkin huraian terpaksa lebih panjang, dan kurang jelas.
Sebagai contoh ialah kiasan-kiasan seperti : Mukanya terserlah seperti bulan purnama, bagi merujuk kecantikan wajah seorang gadis; Diamnya diam ubi, bagi menyatakan sifat seorang, iaitu diam tetapi berisi, seperti orang yang pendiam tetapi banyak berfikir; dan Hatinya sedang mendidih, bagi menyatakan keadaan yang sedang sangat marah, yang dibandingkan dengan keadaan air yang sedang mendidih.
Fungsi kedua bahasa kiasan adalah untuk menguat dan menajamkan sesuatu karya, supaya lebih senang ditangkap oleh pembaca atau pendengar.  Dengan kata lain, penggunaan bahasa kiasan bertujuan untuk menarik minat pembaca atau pendengar supaya meneruskan pembacaan dan pendengaran. Sebagai contoh ialah : Bunyi air mengalir seperti orang sedang tertawa; Dalam selimut kemalasan; dan Tangga kejayaan.
Fungsi ketiga bahasa kiasan adalah untuk menjadi perhiasan , mencantikkan bahasa supaya menjadi indah dan menarik.  Ini ditambah pula dengan hakikat bahawa bahasa kiasan menggambarkan kecantikan alam.  Oleh sebab itu, mengikut Za'ba, bahasa kiasan juga dikenali sebagai bungaan bahasa. Sebagai contoh ialah : Angin bertiup seperti orang berbisik-bisik; Jinak-jinak merpati, dan Puteri lilin.
Akhir sekali, setengah-setengah bahasa kiasan digunakan sebagai bahasa halus bagi perkataan-perkataan kurang sopan digunakan di hadapan khalayak ramai atau yang tidak digalakkan disebut yang sebenarnya.  Za'ba juga menyebut kiasan jenis ini sebagai kiasan gayang atau pemanis.  Sebagai contoh : Ke sungai besar (atau sungai kecil); Menghembuskan nafas yang akhir; dan Pak Belalang.

A.  Menghasilkan Kesenangan Imajinasi
Dengan  membandingkan hal-hal yang memiliki sifat atau gambaran yang indah, imajinasi dibawa ke hal-hal yang secara fisis maupun maknawi memang betul-betul indah, sebagaimana sajak berikut ini.
Engkau adalah putri duyung
Tawananku
Putri duyung dengan
Suara merdu lembut
Bagai angin laut
Mendesahlah bagiku!
Angin mendesah
Selalu mendesah
Dengan ratapnya yang merdu
Engkau adalah putri duyung
Tergolek lemas
Mengejap-ngejapkan matanya yang indah
Dalam jariku
Wahai, putri duyung
Aku menjaringmu
Aku melamarmu.

Rendra telah menyamakan kekasihnya dengan putri duyung, putri  cantik memiliki tubuh yang indah, tergolek lemas, sambil mengejap-ngejapkan mata yang indah. Perbandingan di atas menghasilkan imaji yang menyenangkan.
B.  Mengahsilkan Imaji Tambahan dalam Puisi
Deskripsi  keindahan tentang sesuatu mungkin sudah memberikan imaji tersendiri, tetapi penyair ingin memberikan gambaran agar terbentuk imaji tambahan, sebagaimana sajak berikut.
La Ronde
Adakah yang lebih indah
Dari bibir padat merekah
Adakah yang lebih manis
Dari gelap di bayang alis
 Di keningnya pelukis ragu
Mencium atau menyelimuti bahu
Tapi rambutnya menuntun tangang
Hingga pantatnya penuh saran
Gambaran yang dibangun oleh penyair berdasarkan kondisi fisik seorang gadis, mulai dari bibir yang merekah, kegelapan dibayangan alis, rambutnya menuntun tangan hingga pantatnya penuh saran.

C.  Menambah Intensitas Perasaan Penyair
Bahasa  kiasan merupakan sarana dan sekaligus cara menambah intesitas perasaan penyair untuk puisinya dan menyampaikan sikapnya. Sebagai contoh diperhatikan sajak  berikut.

Afrika Selatan
Tatapi istriku terus berbiak
Seperti rumput di pekarangan mereka
Seperti lumut di tembok mereka
Seperti cendewan di roti mereka
Sebab bumi hitam milik kami
Tambang intan milik kami
Gunung natal milik kami.
.
D.  Mengonsentrasikan Makna
Bahasa  kiasan merupakan cara untuk mengonsentrasikan makna yang hendak disampikan dan cara untuk menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan bahasa yang singkat. Contoh  berikut.
Engkau
Engkau bagaikan kolam di tengah-tengah belukar
biriak-riak tenang
membiarkan nyiur sepasang
bercerminkan diri ke dalam
airmu…
kupandang dari kiri
Terlihat sinar matahari
Di muka air berseri
Kupandang dari kanan
Hanyalah rumput panjang
Ah!
Berkeliling aku melangkah cepat
Hanya pohon, rumput, awan yang padat
Sinar gemerlap yang dapat kulihat
Tapi
Mengapa, mengapa dasarmu
Tak kunjung menampak.
Perbandingan seperti di atas untuk memberi gambaran yang jelas dengan maksud memerdalam, menandaskan  dan mengonsentrasikan  makna betapa sulitnya  melihat kedalaman jiwa atau hati seseorang  yang disebut dengan engkau.
  
Citraan atau Gambaran Angan
Ketika kita membaca, mendengarkan pembacaan puisi kita sering merasakan seolah-oleh hanyut dalam suasana yang diciptakan oleh penyair dalam puisi yang dicipta.
Ketika penyair mengungkapkan peristiwa menyedihkan kita juga ikut larut. Demikian pula apabila penyair mengungkapkan perasaan dendam, marah, benci, cinta, kita juga larut dalam suasana tersebut. Pendek kata apa yang dimiliki penyair  juga menjadi milik pembaca.
Citraan merupakan salah satu unsur puisi yang sangat penting kehadirannya dalam membangun keutuhan dan kekuatan puisi.
Pengertian Ruang Lingkup dan Sumber Citraan
Secara umum dalam memelajari sebuah puisi perlu diperhatikan yaitu makna pusi dan maksud penyairnya. Puisi yang baik bukan sekedar dari susunan kata-kata yang baik dan indah yang tidak punya arti atau makna, melainkan mesti punya tema yang ingin disampaikan oleh penyair melalui cara dan alat tertentu. Keberhasilan penyair terletak dalam kemampuannya membentuk keselarasan antara tema dan cara penyampaian.
Cara dan alat penyampai tema biasa disebut style yang terdiri dari beberapa unsur yaitu pola bunyi atau irama, rima, diksi, dan citraan. Di samping itu, penyair juga menggunakan gambaran angan yang disebut citraan atau gambaran-gambaran dalam pikiran dan bahasa yang menggambarkannya.
            Altenbernd (1970) menyampaikan, bahwa citraan adalah gambar-gambar dalam pikiran dan bahasa yang menggambarkannya, sedangkan setiap gambar pikiran disebut citra atau imaji. Gambaran pikiran ini adalah seuah efek dalam pikiran yang sangat menyerupai atau gambaran yang dihasilkan oleh penangkapan kita terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata, saraf penglihatan, dan daerah-daerah otak yang bersangkutan

1 komentar:

  1. assalam. fungsi kiasan permanusiaan dalam sajak apa ? boleh terangkan fungsi-fungsinya ?

    BalasHapus