FUNGSI BAHASA
KIAS
Bahasa kiasan ialah jenis bahasa yang
menghuraikan sesuatu dengan cara mengkiaskannya kepada perkara lain, sama ada
dengan menyebutkan bandingan secara langsung atau mengandaikan perbandingan
itu. Sebagai contoh
ialah ungkapan "manisnya seperti lautan madu". Ini ialah
contoh kiasan yang menyebutkan bandingan secara langsung. Dalam contoh ini
sifat manis itu secara langsung dibandingkan dengan lautan madu. Contoh-contoh
lain bahasa kiasan yang menyebutkan bandingan ialah : "Matanya merah
seperti sebiji saga" dan "Hatinya hancur bagai kaca terhempas
ke batu". Unsur perbandingan dapat dilihat melalui penggunaan
perkataan "seperti" dan "bagai".
Contoh kedua pula ialah kiasan yang tidak
menyebutkan bandingan secara langsung: Marahnya bernyala-nyala.
Bernyala-nyala biasanya digunakan untuk menyatakan keadaan api, tetapi dalam
ungkapan di atas, sifat bernyala-nyala telah dipindahkan kepada keadaan
marah. Dengan kata lain, sifat marah telah dibandingkan dengan keadaan
api yang bernyala-nyala. Contoh-contoh lain bagi kiasan yang tidak
menyebut bandingan : Karam dalam lautan percintaan dan Kutu embun.
Mengikut Za'ba dalam buku Ilmu Mengarang
Melayu, terdapat empat fungsi bahasa kiasan. Pertama, bahasa kiasan
menjadikan sesuatu maksud lebih terang. Melalui perbandingan yang
berkias, ungkapan yang digunakan seolah-olah lukisan gambar yang terang dan
nyata. Jika tidak digunakan bahasa kiasan, mungkin huraian terpaksa lebih
panjang, dan kurang jelas.
Sebagai contoh ialah kiasan-kiasan seperti : Mukanya
terserlah seperti bulan purnama, bagi merujuk kecantikan wajah seorang
gadis; Diamnya diam ubi, bagi menyatakan sifat seorang, iaitu diam
tetapi berisi, seperti orang yang pendiam tetapi banyak berfikir; dan Hatinya
sedang mendidih, bagi menyatakan keadaan yang sedang sangat marah, yang
dibandingkan dengan keadaan air yang sedang mendidih.
Fungsi kedua bahasa kiasan adalah untuk menguat
dan menajamkan sesuatu karya, supaya lebih senang ditangkap oleh pembaca atau
pendengar. Dengan kata lain, penggunaan bahasa kiasan bertujuan untuk
menarik minat pembaca atau pendengar supaya meneruskan pembacaan dan
pendengaran. Sebagai contoh ialah : Bunyi
air mengalir seperti orang sedang tertawa; Dalam selimut kemalasan; dan Tangga
kejayaan.
Fungsi ketiga bahasa
kiasan adalah untuk menjadi perhiasan , mencantikkan bahasa supaya menjadi
indah dan menarik. Ini ditambah pula dengan hakikat bahawa bahasa
kiasan menggambarkan kecantikan alam. Oleh sebab itu, mengikut Za'ba,
bahasa kiasan juga dikenali sebagai bungaan bahasa. Sebagai contoh ialah : Angin bertiup seperti orang berbisik-bisik;
Jinak-jinak merpati, dan Puteri lilin.
Akhir sekali,
setengah-setengah bahasa kiasan digunakan sebagai bahasa halus bagi
perkataan-perkataan kurang sopan digunakan di hadapan khalayak ramai atau yang
tidak digalakkan disebut yang sebenarnya. Za'ba juga menyebut kiasan jenis ini sebagai
kiasan gayang atau pemanis. Sebagai contoh : Ke sungai besar (atau
sungai kecil); Menghembuskan nafas yang akhir; dan Pak Belalang.
A.
Menghasilkan Kesenangan
Imajinasi
Dengan membandingkan hal-hal yang
memiliki sifat atau gambaran yang indah, imajinasi dibawa ke hal-hal yang
secara fisis maupun maknawi memang betul-betul indah, sebagaimana sajak berikut
ini.
Engkau adalah putri duyung
Tawananku
Putri duyung dengan
Suara merdu lembut
Bagai angin laut
Mendesahlah bagiku!
Angin mendesah
Selalu mendesah
Dengan ratapnya yang merdu
Engkau adalah putri duyung
Tergolek lemas
Mengejap-ngejapkan matanya yang indah
Dalam jariku
Wahai, putri duyung
Aku menjaringmu
Aku melamarmu.
Rendra telah menyamakan kekasihnya dengan putri
duyung, putri cantik memiliki tubuh yang
indah, tergolek lemas, sambil mengejap-ngejapkan mata yang indah. Perbandingan
di atas menghasilkan imaji yang menyenangkan.
B. Mengahsilkan
Imaji Tambahan dalam Puisi
Deskripsi keindahan tentang sesuatu mungkin sudah
memberikan imaji tersendiri, tetapi penyair ingin memberikan gambaran agar
terbentuk imaji tambahan, sebagaimana sajak berikut.
La Ronde
Adakah yang lebih indah
Dari bibir padat merekah
Adakah yang lebih manis
Dari gelap di bayang alis
Di keningnya pelukis ragu
Mencium atau menyelimuti
bahu
Tapi rambutnya menuntun
tangang
Hingga pantatnya penuh
saran
Gambaran yang dibangun
oleh penyair berdasarkan kondisi fisik seorang gadis, mulai dari bibir yang
merekah, kegelapan dibayangan alis, rambutnya menuntun tangan hingga pantatnya
penuh saran.
C.
Menambah Intensitas
Perasaan Penyair
Bahasa kiasan merupakan sarana dan sekaligus cara menambah intesitas perasaan
penyair untuk puisinya dan menyampaikan sikapnya. Sebagai contoh
diperhatikan sajak berikut.
Afrika Selatan
…
Tatapi istriku terus berbiak
Seperti rumput di pekarangan mereka
Seperti lumut di tembok mereka
Seperti cendewan di roti mereka
Sebab bumi hitam milik kami
Tambang intan milik kami
Gunung natal milik kami.
.
D. Mengonsentrasikan
Makna
Bahasa
kiasan merupakan cara untuk mengonsentrasikan makna yang hendak
disampikan dan cara untuk menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas dengan
bahasa yang singkat. Contoh berikut.
Engkau
Engkau bagaikan kolam di tengah-tengah belukar
biriak-riak tenang
membiarkan nyiur sepasang
bercerminkan diri ke dalam
airmu…
kupandang dari kiri
Terlihat sinar matahari
Di muka air berseri
Kupandang dari kanan
Hanyalah rumput panjang
Ah!
Berkeliling aku melangkah cepat
Hanya pohon, rumput, awan yang padat
Sinar gemerlap yang dapat
kulihat
Tapi
Mengapa, mengapa dasarmu
Tak kunjung menampak.
Perbandingan seperti di
atas untuk memberi gambaran yang jelas dengan maksud memerdalam,
menandaskan dan mengonsentrasikan makna betapa sulitnya melihat kedalaman jiwa atau hati
seseorang yang disebut dengan engkau.
Citraan atau Gambaran Angan
Ketika kita membaca,
mendengarkan pembacaan puisi kita sering merasakan seolah-oleh hanyut dalam
suasana yang diciptakan oleh penyair dalam puisi yang dicipta.
Ketika penyair
mengungkapkan peristiwa menyedihkan kita juga ikut larut. Demikian pula apabila
penyair mengungkapkan perasaan dendam, marah, benci, cinta, kita juga larut
dalam suasana tersebut. Pendek kata apa yang dimiliki penyair juga menjadi milik pembaca.
Citraan merupakan salah
satu unsur puisi yang sangat penting kehadirannya dalam membangun keutuhan dan
kekuatan puisi.
Pengertian Ruang Lingkup dan Sumber Citraan
Secara
umum dalam memelajari sebuah puisi perlu diperhatikan
yaitu makna pusi dan maksud penyairnya. Puisi yang baik bukan sekedar dari
susunan kata-kata yang baik dan indah yang tidak punya arti atau makna,
melainkan mesti punya tema yang ingin disampaikan oleh penyair melalui cara dan
alat tertentu. Keberhasilan penyair terletak dalam kemampuannya membentuk
keselarasan antara tema dan cara penyampaian.
Cara dan alat penyampai
tema biasa disebut style yang terdiri dari beberapa unsur yaitu pola
bunyi atau irama, rima, diksi, dan citraan. Di samping itu, penyair juga
menggunakan gambaran angan yang disebut citraan atau gambaran-gambaran dalam
pikiran dan bahasa yang menggambarkannya.
Altenbernd (1970) menyampaikan, bahwa citraan adalah
gambar-gambar dalam pikiran dan bahasa yang menggambarkannya, sedangkan setiap
gambar pikiran disebut citra atau imaji. Gambaran pikiran ini adalah seuah efek
dalam pikiran yang sangat menyerupai atau gambaran yang dihasilkan oleh
penangkapan kita terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata, saraf
penglihatan, dan daerah-daerah otak yang bersangkutan
assalam. fungsi kiasan permanusiaan dalam sajak apa ? boleh terangkan fungsi-fungsinya ?
BalasHapus