Powered By Blogger

Kamis, 20 November 2014

TUGAS TELAAH NASKAH



TELAAH NASKAH
Telaah naskah atau yang juga dikenal dengan istilah kodikologi merupakan ilmu yang mempelajari seluk-beluk pernaskahan. Adapun yang dilakukan dalam kerja kodikologi meliputi pencarian naskah, deskripsi naskah, inventarisasi naskah, pencarian saksi naskah, membuat aparat kritik, transkripsi naskah dan transliterasi naskah. Adapun naskah yang akan ditelaah ada dua macam dengan beberapa kemiripan dalam deskripsinya. Masing-masing akan dijelaskan dalam pembahasan berikutnya.
Telaah naskah lebih kepada aplikasi artinya kita harus berhadapan langsung dengan naskah yang kita cari maupun naskah yang telah ditemukan. Kerja tersebut dilakukan di labor filologi atau di tempat lain dimana naskah berada seperti di mesjid, di museum, atau di tempat kolektor naskah.
Secara etimologi telaah adalah kerja dengan cara deskripsi atau menguraikan sebuah obyek berupa wujud yang kongkret, sedangkan naskah adalah kumpulan tulisan-tulisan kuno yang berisi teks tunggal atau jamak yang dirangkum dalam sebuah alas naskah. Jadi telaah naskah adalah deskripsi naskah-naskah kuno yang telah ditemukan sebelumnya.
Telaah naskah lebih kepada aplikasi artinya kita harus berhadapan langsung dengan naskah yang kita cari maupun naskah yang telah ditemukan. Kerja tersebut dilakukan di labor filologi atau di tempat lain dimana naskah berada seperti di mesjid, di museum, atau di tempat kolektor naskah.
1.    DESKRIPSI NASKAH
Deskripsi naskah adalah cara kerja dalam filologi untuk menjelaskan hal-hal terpenting dalam sebuah naskah. Deskripsi naskah dalam kerja filologi meliputi dua hal yaitu menurut daftar katalog dan deskripsi terhadap naskah sebagai bahan penelitian.
Adapun dalam naskah pertama yang diteliti bisa dideskripikan sebagai berikut :
1.      Judul                     : Hikayat Sultan Iskandar Zulkarnain
2.      Cover                    : -
3.       Kertas                    :  Kertas HVS
4.      Ukuran                  :  Panjang 19 cm, lebar 20,5 cm
5.      Garis Bayang        : Tidak
6.      Cap Air                 : Tidak ada
7.      Tradisi tulisan        : Arab Gundul
8.      Bahasa                   : Arab Melayu
9.      Tradisi Percetakan: -
10.  Kolofon                 : Tidak ada
11.  Iluminasi/ilustrasi  :  Pada naskah satu adanya bingkai yang  bermotif bunga oleh berbagai macam daun.
Pada naskah kedua deskripsinya sebagai berikut :
1.      Judul                     : Hikayat Sultan Iskandar Zulkarnain
2.      Cover                    : -
3.      Kertas                    :  Kertas HVS
4.      Ukuran                  :  Panjang 15 cm, lebar 25 cm
5.      Garis Bayang        :  Tidak ada
6.      Cap Air                 : Tidak ada
7.      Tradisi tulisan        : Arab Gundul
8.      Bahasa                   : Arab Melayu
9.      Tradisi Percetakan: -
10.  Kolofon                 : Ada
11.  Iluminasi/ilustrasi  :  pada naskah satu adanya motif bunga yang diapit oleh dua daun dan terdapat beberapa bunga-bunga kecil.
2.    TRANSKRIPSI NASKAH
            Transkripsi adalah penyalinan tulisan naskah ke dalam aksara latin dengan apa adanya tanpa menggunakan ejaan dan tanda baca. Dalam melakukan transkripsi terhadap naskah kita setidak-tidaknya mengerti dengan ejaannya agar naskah bisa dimengerti.

Transkripsi pada naskah pertama :
bismillahirrahmanirrahim wabihi nasta’ibillah ‘alii ini hikayat sulthaan iskandar zulkarnain segala puji bagi Allah tuhan segala alam yang amat murah di dalam negri dinyalakan amat mengasihani hambanya dalam negri akhirat tuhan yang maha mulia dan yang amat kuasa (qa)diperlakukan qadratnya yang qadim dan yang menutupi kecelahan hambanya yang maha murah ia yang tiada (daatsata) meliputi dia segala cita maha suci ia daripada akan oleh segala budi dan bicara dan puji dengan segala bagi2. bahasanya ia yang diharap oleh segala hambanya tiada menghilangkan segala bila maha tinggi ia daripada diliputi hambanya segala sifatnya”
Transkripsi pada naskah kedua :
bismillahirrahmanirrahim wabihi nasta’ibillah ‘alii ini hikayat sulthaan iskandar zulkarnain segala puji bagi Allah tuhan segala alam yang amat kuasanya diberlakukan qudratnya yang qadim dan yang menutupi segala kecelaan hambanya yang maha murah ia yang tiada didapat meliputi dia segala cita maha kuasa ia daripada akan oleh segala budi dan bicara dan puji dengan segala bagi2. (hakaya) Ia yang diharap oleh segala hambanya pada menghilangkan segala bila maha tinggi ia daripada diliputi hambanya segala sifatnya ia dengan dimana dan tiada dapat ditentukan dengan (fiihuwaiajuu) tuhan yang menghidupkan segala tulang yang luluh lantak dan ia jua yang mengetahui yang telah lalu dan yang kan datang kami puji ia bahwasanya (dipermalabasa) kami dengan”
3.    TRANSLTERASI NASKAH
Transliterasi adalah penyalinan tulisan naskah ke dalam aksara latin dengan menggunakan ejaan dan tanda baca (fungtuasi) yang benar. Transliterasi merupakan penafsiran terhadap tulisan naskah yang harus sesuai dengan koteks kalimat yang mendahului dan yang mengikuti. Dalam melakukan transliterasi kita harus menggunakan bantuan berupa sebuah kamus.
Transliterasi pada naskah pertama :
Bismillahirrahmanirrahim wabihi nasta’ibillah. ‘Alii ini Hikayat Sulthaan Iskandar Zulkarnain. Segala puji bagi Allah tuhan segala alam yang amat murah, di dalam negri dinyalakan amat mengasihani hambanya. Dalam negri akhirat, tuhan yang maha mulia dan yang amat kuasa (qa)diperlakukan qadratnya yang qadim dan yang menutupi kecelahan hambanya yang maha murah. Ia yang tiada (daatsata) meliputi dia segala cita. Maha suci ia daripada akan oleh segala budi dan bicara dan puji dengan segala bagi2. Bahasanya ia yang diharap oleh segala hambanya tiada menghilangkan segala bila maha tinggi ia daripada diliputi hambanya segala sifatnya.”
 Transliterasi pada naskah kedua :
Bismillahirrahmanirrahim wabihi nasta’ibillah. ‘Alii ini Hikayat Sulthaan Iskandar Zulkarnain. Segala puji bagi Allah tuhan segala alam yang amat kuasanya diberlakukan qudratnya yang qadim dan yang menutupi segala kecelaan hambanya yang maha murah. Ia yang tiada didapat meliputi dia segala cita. Maha suci ia daripada akan oleh segala budi dan bicara dan puji dengan segala bagi2. Bahasa ia yang diharap oleh segala hambanya pada menghilangkan segala bila. Maha tinggi ia daripada diliputi hambanya segala sifatnya. Ia dengan dimana dan tiada dapat ditentukan dengan pihak. Ia jua tuhan yang menghidupkan segala tulang yang luluh lantak dan ia jua yang mengetahui yang telah lalu dan yang akan datang. Kami puji ia bahwasanya (dipermalabasa) kami dengan”.
4.    APARAT KRITIK
Aparat kritik dalam telaah naskah adalah sebuah daftar yang disusun berdasarkan data-data yang ditemukan dari naskah yang menjadi bahan penelitian. Data-data itu berupa keterangan mengenai varian (kerusakan atau kesalahan) yang terdapat dalam naskah.
Aparat kritik pada naskah pertama :
1.    Pada halaman pertama baris ketiga :
Tulisan tidak tahu bacaannya, apakah ‘ali atau alai. Namun kalau tulisan tersebut juga tidak ada, juga tidak akan mempengaruhi dalam mambuat transliterasi.
2.    Pada halaman pertama baris kesembilan :
Tulisan dalam, sebenarnya tidak begitu diperlukan karena tidak mengubah bacaan atau transliterasi.
3.    Pada halaman kedua baris ketiga :
Tulisantidak bisa ditransliterasi dan ditranskripsikan, dan juga tidak tahu apakah mempengaruhi bacaan naskah.
Aparat kritik pada naskah kedua :
1.    Pada halaman pertama baris kedua :
Tulisan tidak tahu bacaannya, apakah ‘ali atau alai. Namun kalau tulisan tersebut juga tidak ada, juga tidak akan mempengaruhi dalam mambuat transliterasi.
2.    Pada halaman kedua baris kesembilan :
Tulisan tidak bisa dibaca, dan tulisan tersebut juga tidak diketahui apakah mempengaruhi bacaan atau tidak dalam mentransliterasikannya
Varian-varian pada kedua naskah yang kami teliti :
1.       Kertas rusak                                : Tidak ada
2.      Halaman yang hilang                   : Tidak ada
3.      Bagian tulisan yang hilang           : Tidak ada
4.      Bagian penafsiran tulisan             :Huruf ditulis dengan sehingga kami sulit membacanya. Huruf ditulis dengan sehingga sering kali membuat rancu dalam mentranskripsikannya.

5.    PERBANDINGAN NASKAH
Dalam menelaah dua buah naskah sekaligus, hal yang harus kita lakukan berikutnya adalah membandingkannya. Perbandingan tersebut dilakukan agar mengetahui apakah naskah ini saling berhubungan atau tidak. Pada dua buah naskah yang sempat kami telaah, kami menemukan beberapa kemiripan dalam melakukan kerja suntingan terbacanya, baik transkripsi maupun transliterasi. Kedua naskah ini sama-sama bercerita tentang keagungan Allah tuhan yang maha kuasa. Dan kedua naskah ini juga mengatakan bahwa naskah ini sama-sama berjudul Hikayat Iskandar Zulkarnain.
Bahasa kedua buah naskah ini sama dengan ejaan yang sama. Selain itu, kedua naskah ini mempunyai motif gambar bunga yang ada disetiap sisinya. Barangkali ada kesamaan dalam tempat, waktu, dan ide pembuatan naskah ini. Adapun perbedaan dari kedua naskah ini yaitu pada naskah pertama suntingan terbacanya sedikit bisa dipahami, namun pada naskah kedua tulisan agak sedikit rancu dan sulit untuk memahaminya. Walaupun demikian kedua naskah yang diteliti ini bisa dikatakan adalah naskah dengan maksud dan tujuan yang sama.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar