TELAAH NASKAH
Telaah naskah atau yang juga dikenal dengan istilah kodikologi merupakan
ilmu yang mempelajari seluk-beluk pernaskahan. Adapun yang dilakukan dalam
kerja kodikologi meliputi pencarian naskah, deskripsi naskah, inventarisasi
naskah, pencarian saksi naskah, membuat aparat kritik, transkripsi naskah dan
transliterasi naskah. Adapun naskah yang akan ditelaah ada dua macam
dengan beberapa kemiripan dalam deskripsinya. Masing-masing akan dijelaskan
dalam pembahasan berikutnya.
Telaah naskah lebih kepada aplikasi artinya kita harus berhadapan langsung
dengan naskah yang kita cari maupun naskah yang telah ditemukan. Kerja tersebut
dilakukan di labor filologi atau di tempat lain dimana naskah berada seperti di
mesjid, di museum, atau di tempat kolektor naskah.
Secara etimologi telaah adalah kerja dengan cara deskripsi atau menguraikan
sebuah obyek berupa wujud yang kongkret, sedangkan naskah adalah kumpulan
tulisan-tulisan kuno yang berisi teks tunggal atau jamak yang dirangkum dalam
sebuah alas naskah. Jadi telaah naskah adalah deskripsi naskah-naskah kuno yang
telah ditemukan sebelumnya.
Telaah naskah lebih kepada aplikasi artinya kita harus berhadapan langsung
dengan naskah yang kita cari maupun naskah yang telah ditemukan. Kerja tersebut
dilakukan di labor filologi atau di tempat lain dimana naskah berada seperti di
mesjid, di museum, atau di tempat kolektor naskah.
1.
DESKRIPSI
NASKAH
Deskripsi naskah adalah cara kerja dalam filologi untuk
menjelaskan hal-hal terpenting dalam sebuah naskah. Deskripsi naskah dalam
kerja filologi meliputi dua hal yaitu menurut daftar katalog dan deskripsi
terhadap naskah sebagai bahan penelitian.
Adapun dalam naskah pertama yang diteliti bisa dideskripikan
sebagai berikut :
1.
Judul
: Hikayat Sultan Iskandar Zulkarnain
2.
Cover
: -
3.
Kertas
: Kertas HVS
4.
Ukuran
: Panjang 19 cm, lebar 20,5 cm
5.
Garis
Bayang : Tidak
6.
Cap
Air
: Tidak ada
7.
Tradisi
tulisan : Arab Gundul
8.
Bahasa
: Arab Melayu
9.
Tradisi
Percetakan: -
10.
Kolofon
: Tidak ada
11.
Iluminasi/ilustrasi
: Pada naskah satu adanya bingkai yang bermotif bunga oleh berbagai
macam daun.
Pada naskah kedua deskripsinya sebagai berikut :
1. Judul
: Hikayat Sultan Iskandar Zulkarnain
2. Cover
: -
3. Kertas
: Kertas HVS
4. Ukuran
: Panjang 15 cm, lebar 25 cm
5. Garis Bayang
: Tidak ada
6. Cap Air
: Tidak ada
7. Tradisi tulisan
: Arab Gundul
8. Bahasa
: Arab Melayu
9. Tradisi Percetakan: -
10. Kolofon
: Ada
11. Iluminasi/ilustrasi :
pada naskah satu adanya motif bunga yang diapit oleh dua daun dan terdapat
beberapa bunga-bunga kecil.
2. TRANSKRIPSI NASKAH
Transkripsi adalah penyalinan tulisan naskah ke dalam aksara latin dengan apa
adanya tanpa menggunakan ejaan dan tanda baca. Dalam melakukan transkripsi
terhadap naskah kita setidak-tidaknya mengerti dengan ejaannya agar naskah bisa
dimengerti.
Transkripsi pada naskah pertama :
“bismillahirrahmanirrahim wabihi
nasta’ibillah ‘alii ini hikayat sulthaan iskandar zulkarnain segala puji
bagi Allah tuhan segala alam yang amat murah di dalam negri dinyalakan amat
mengasihani hambanya dalam negri akhirat tuhan yang maha mulia dan yang amat
kuasa (qa)diperlakukan qadratnya yang qadim dan yang menutupi kecelahan
hambanya yang maha murah ia yang tiada (daatsata) meliputi dia segala cita maha
suci ia daripada akan oleh segala budi dan bicara dan puji dengan segala bagi2.
bahasanya ia yang diharap oleh segala hambanya tiada menghilangkan segala bila
maha tinggi ia daripada diliputi hambanya segala sifatnya”
Transkripsi pada naskah kedua :
“bismillahirrahmanirrahim wabihi
nasta’ibillah ‘alii ini hikayat sulthaan iskandar zulkarnain segala puji
bagi Allah tuhan segala alam yang amat kuasanya diberlakukan qudratnya yang
qadim dan yang menutupi segala kecelaan hambanya yang maha murah ia yang tiada
didapat meliputi dia segala cita maha kuasa ia daripada akan oleh segala budi
dan bicara dan puji dengan segala bagi2. (hakaya) Ia yang diharap oleh segala
hambanya pada menghilangkan segala bila maha tinggi ia daripada diliputi
hambanya segala sifatnya ia dengan dimana dan tiada dapat ditentukan dengan
(fiihuwaiajuu) tuhan yang menghidupkan segala tulang yang luluh lantak dan ia
jua yang mengetahui yang telah lalu dan yang kan datang kami puji ia bahwasanya
(dipermalabasa) kami dengan”
3. TRANSLTERASI NASKAH
Transliterasi adalah penyalinan tulisan naskah ke dalam
aksara latin dengan menggunakan ejaan dan tanda baca (fungtuasi) yang benar.
Transliterasi merupakan penafsiran terhadap tulisan naskah yang harus sesuai
dengan koteks kalimat yang mendahului dan yang mengikuti. Dalam melakukan
transliterasi kita harus menggunakan bantuan berupa sebuah kamus.
Transliterasi
pada naskah pertama :
“Bismillahirrahmanirrahim wabihi nasta’ibillah. ‘Alii
ini Hikayat Sulthaan Iskandar Zulkarnain. Segala puji bagi Allah tuhan segala
alam yang amat murah, di dalam negri dinyalakan amat mengasihani hambanya.
Dalam negri akhirat, tuhan yang maha mulia dan yang amat kuasa (qa)diperlakukan
qadratnya yang qadim dan yang menutupi kecelahan hambanya yang maha murah. Ia
yang tiada (daatsata) meliputi dia segala cita. Maha suci ia daripada akan oleh
segala budi dan bicara dan puji dengan segala bagi2. Bahasanya ia yang diharap
oleh segala hambanya tiada menghilangkan segala bila maha tinggi ia daripada
diliputi hambanya segala sifatnya.”
Transliterasi
pada naskah kedua :
“Bismillahirrahmanirrahim wabihi nasta’ibillah. ‘Alii
ini Hikayat Sulthaan Iskandar Zulkarnain. Segala puji bagi Allah tuhan segala
alam yang amat kuasanya diberlakukan qudratnya yang qadim dan yang menutupi
segala kecelaan hambanya yang maha murah. Ia yang tiada didapat meliputi dia
segala cita. Maha suci ia daripada akan oleh segala budi dan bicara dan puji
dengan segala bagi2. Bahasa ia yang diharap oleh segala hambanya pada
menghilangkan segala bila. Maha tinggi ia daripada diliputi hambanya segala
sifatnya. Ia dengan dimana dan tiada dapat ditentukan dengan pihak. Ia jua
tuhan yang menghidupkan segala tulang yang luluh lantak dan ia jua yang
mengetahui yang telah lalu dan yang akan datang. Kami puji ia bahwasanya
(dipermalabasa) kami dengan”.
4. APARAT KRITIK
Aparat
kritik dalam telaah naskah adalah sebuah daftar yang disusun berdasarkan
data-data yang ditemukan dari naskah yang menjadi bahan penelitian. Data-data
itu berupa keterangan mengenai varian (kerusakan atau kesalahan) yang terdapat
dalam naskah.
Aparat
kritik pada naskah pertama :
1. Pada halaman pertama baris ketiga :
Tulisan tidak tahu bacaannya, apakah
‘ali atau alai. Namun kalau tulisan tersebut juga tidak ada, juga tidak akan
mempengaruhi dalam mambuat transliterasi.
2. Pada halaman pertama baris
kesembilan :
Tulisan dalam, sebenarnya tidak
begitu diperlukan karena tidak mengubah bacaan atau transliterasi.
3. Pada halaman kedua baris ketiga :
Tulisantidak bisa ditransliterasi
dan ditranskripsikan, dan juga tidak tahu apakah mempengaruhi bacaan naskah.
Aparat
kritik pada naskah kedua :
1. Pada halaman pertama baris kedua :
Tulisan tidak tahu bacaannya, apakah
‘ali atau alai. Namun kalau tulisan tersebut juga tidak ada, juga tidak akan
mempengaruhi dalam mambuat transliterasi.
2. Pada halaman kedua baris kesembilan
:
Tulisan tidak bisa dibaca, dan tulisan tersebut juga tidak
diketahui apakah mempengaruhi bacaan atau tidak dalam mentransliterasikannya
Varian-varian
pada kedua naskah yang kami teliti :
1.
Kertas rusak :
Tidak ada
2.
Halaman
yang
hilang :
Tidak ada
3.
Bagian
tulisan yang
hilang : Tidak
ada
4.
Bagian
penafsiran
tulisan :Huruf
ditulis dengan sehingga kami sulit membacanya. Huruf
ditulis dengan sehingga sering kali membuat rancu dalam mentranskripsikannya.
5. PERBANDINGAN NASKAH
Dalam
menelaah dua buah naskah sekaligus, hal yang harus kita lakukan berikutnya
adalah membandingkannya. Perbandingan tersebut dilakukan agar mengetahui apakah
naskah ini saling berhubungan atau tidak. Pada dua buah naskah yang sempat kami
telaah, kami menemukan beberapa kemiripan dalam melakukan kerja suntingan
terbacanya, baik transkripsi maupun transliterasi. Kedua naskah ini sama-sama
bercerita tentang keagungan Allah tuhan yang maha kuasa. Dan kedua naskah ini
juga mengatakan bahwa naskah ini sama-sama berjudul Hikayat Iskandar
Zulkarnain.
Bahasa
kedua buah naskah ini sama dengan ejaan yang sama. Selain itu, kedua naskah ini
mempunyai motif gambar bunga yang ada disetiap sisinya. Barangkali ada kesamaan
dalam tempat, waktu, dan ide pembuatan naskah ini. Adapun perbedaan dari kedua
naskah ini yaitu pada naskah pertama suntingan terbacanya sedikit bisa
dipahami, namun pada naskah kedua tulisan agak sedikit rancu dan sulit untuk
memahaminya. Walaupun demikian kedua naskah yang diteliti ini bisa dikatakan adalah
naskah dengan maksud dan tujuan yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar