HAKIKAT PUISI
A. PENGERTIAN PUISI
Siapa yang tidak mengenal puisi, kehadirannya dalam
kehidupan memberi warna tersendiri dalam dunia sastra. Puisi merupakan salah
satu jenis karya sastra. Dalam kehidupan, puisi hadir sebagai suatu hal yang mengajarkan
kita untuk peka merasa. Sejak zaman dahulu sampai sekarang, puisi selalu
populer dengan bentuk visualisasinya yang khas pada setiap periode
perkembangannya. Sebagai contoh seperti pada puisi Sapardi Djoko Damono,
seorang penyair yang tergolong dalam periode 1960-1980 di bawah ini bisa saja
membingungkan bagi seorang awam untuk menentukan apakah karyanya itu puisi atau
bukan.
Waktu
masih kanak-kanak kau membuat perahu kertas dan kau layarkan di tepi
kali; dan perahumu bergoyang menuju lautan. “Ia akan singgah di bandar-bandar
besar,” kata seorang lelaki tua. Kau sangat gembira, pulang dengan berbagai
warna di kepala. Sejak itu pun kau menunggu kalau-kalau ada kabar dari yang tak
pernah lepas dari rindumu itu.
Akhirnya kau dengar juga pesan si tua itu, Nuh, katanya,”Telah kupergunakan perahu itu dalam sebuah banjir besar dan kini terdampar di sebuah bukit (Perahu Kertas, 1983: 46) .
Akhirnya kau dengar juga pesan si tua itu, Nuh, katanya,”Telah kupergunakan perahu itu dalam sebuah banjir besar dan kini terdampar di sebuah bukit (Perahu Kertas, 1983: 46) .
Pada puisi di atas, Sapardi memaksudkan karyanya sebagai
puisi namun visualisasinya berbentuk prosa. Bagi orang awam tentu jika melihat
puisi di atas akan mengira bahwa itu adalah prosa bukan puisi. Namun,
penulisnya sendiri memaksudkan karyanya sebagai puisi. Entah pemahaman kita
yang kurang tentang puisi sehingga mengatakan bentuk puisi di atas sebagai
prosa atau justru sebaliknya, Sapardi mencoba bereksperimen dengan menulis
puisi bergaya baru. Inilah realitas yang ada. Puisi kini hadir dalam berbagai
versinya. Untuk itu, perlu kiranya kita mengetahui pengertian puisi itu
sendiri. Hal pertama yang saya ingin klarifikasi kepada pembaca adalah bahwa
pandangan atau pengertian tentang puisi itu sangat beragam. Begitu banyak
pandangan dalam menafsirkan arti apa itu puisi. Tapi marilah kita tilik satu
dua pengertian dari beberapa ahli mengenai puisi. Secara etimologi kata puisi
berasal dari bahasa Yunani ‘poema’ yang berarti membuat, ‘poesis’ yang
berarti pembuat pembangun, atau pembentuk. Di Inggris, puisi disebut poem atau poetry yang
artinya tak jauh berbeda dengan to make atau to
create, sehingga pernah lama sekali, di Inggris, puisi disebut maker.
Puisi diartikan sebagai pembangun, pembentuk atau pembuat, karena memang pada
dasarnya dengan mencipta seuntai puisi maka seorang penyair telah membangun,
membuat, atau membentuk sebuah dunia baru, secara lahir maupun batin (Tjahyono,
1988: 50).
Kemudian apabila kita merujuk pada Kamus Besar Bahasa
Indonesia maka didapat pengertian puisi adalah ragam sastra yang bahasanya
terikat oleh irama, matra, rima serta penyusunan lirik dan bait (Depdikbud,
1988: 706). Selain itu, menurut Herman J. Waluyo, puisi adalah karya sastra
yang mengungkapkan pikiran dan perasaan seorang penyair secara imajinatif dan
disusun dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian
struktur fisik dan batin. Pada puisi dibentuklah metafora, pemilihan diksi yang
serasi, kemudin rima yang seirama, dan beberapa aspek lainnya yang mencirikan
puisi. Pengertian ini diperkuat oleh Hasanuddin W.S. yang memberikan pengertian
senada. Dalam bukunya, “Membaca dan Menilai Sajak”, ia menuliskan bahwa
puisi merupakan pernyataan perasaan imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan
(Hasanuddin, 2012: 4). Maksudnya mungkin perasaan yang direkakan. Gagasan (notion)
abstrak yang hadir di benak seorang penyair kemudian dikonkretkan menjadi
sebuah puisi melalui media teks yang bahasanya dipadatkan. Dari dua pengertian
di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi adalah sebuah karya sastra yang tercipta
dari pikiran atau perasaan seseorang yang kemudian dikonkretkan kedalam bentuk
teks dengan bahasa yang telah dipadatkan.
B. HAKIKAT PUISI
Jika di atas kita telah membicarakan
tentang pengertian puisi, maka sekarang kita akan membicarakan tentang
hakikat puisi. Dalam KBBI digital Vol 1.2, kata “Hakikat” bermakna intisari
atau dasar dan kenyataan yang sebenarnya (kesungguhan). Dalam konteks
pembahasan puisi, tentu makna pertama (intisari atau dasar) yang sesuai untuk
kita sandingkan dengan kata puisi. Sekarang pertanyaannya adalah apakah hakikat
puisi itu? William Wordsworth, Penyair Romantik Inggris, menghayati puisi
sebagai suatu luapan spontan dari perasaan-perasaan yang kuat-a spontaneous
overflow of powerful feelings. Maksudnya, puisi hadir dalam diri seseorang
sebagai akibat adanya suatu perasaan kuat spontan tertentu sebagai hasil dari
merasakan peristiwa tertentu sehingga secara spontan ide/gagasan (notion)
muncul yang kemudian divisualisasikan ke dalam bentuk teks dengan bahasa yang
dipadatkan. Lalu apakah intisari atau dasar yang membentuk puisi itu sendiri?
Jawaban atas pertanyaan ini akan menjadi jawaban atas pertanyaan sebelumnya
yaitu apa itu hakikat puisi? Hakikat puisi adalah curahan hati seorang penyair.
Atau bisa juga disebut isi puisi itu sendiri. Hakikat puisi adalah apa-apa saja
yang seorang penyair letakkan dalam satu keutuhan sebuah puisi. Hakikat sebuah
puisi terdiri dari empat hal di antaranya: tema, rasa, nada, dan amanat. Tema
adalah gagasan atau ide utama seorang penyair yang ingin disampaikan dalam
puisinya. Rasa adalah suasana yang dibawakan penyair dalam puisinya yang dapat
dirasakan oleh pembaca. Nada adalah sikap penyair terhadap pembaca. Dan amanat
atau pesan adalah kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca tuntas sebuah
puisi. Berdasarkan keempat hal pembangun hakikat puisi di atas, dapat
disimpulkan bahwa hakikat puisi adalah unsur-unsur inti yang bersifat batiniah
pada puisi itu sendiri. Satu kesatuan keempat hal itulah yang disebut hakikat
puisi.
Puisi merupakan salah satu karya
sastra selain prosa dan drama. puisi adalah karya sastra yang dipadatkan,
dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata
kias. Menurut Herman J. Waluyo, puisi adalah karya sastra yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik
dan batin.
Unsur Pembentuk Puisi
Puisi dibentuk oleh beberapa unsur pendukung. unsur tersebut berupa hakikat
puisi dan struktur puisi.
1. Hakekat puisi
Hakikat puisi
adalah curahan hati yang diungkapkan penyair dalam puisi. hakikat puisi disebut
juga isi puisi. hakikat puisi terdiri atas tema, rasa, nada, dan amanat.
a.
Tema
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisi. gagasan pokok tersebut menjadi landasan utama penyair dalam mengungkapkan isi puisi. tema yang terdapat dalam puisi di antaranya tema ketuhanan (religius), kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan sosial, demokrasi, kekuasaan, kesedihan, kerinduan, politik, pendidikian, budi pekerti, dan perpisahan.
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisi. gagasan pokok tersebut menjadi landasan utama penyair dalam mengungkapkan isi puisi. tema yang terdapat dalam puisi di antaranya tema ketuhanan (religius), kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan sosial, demokrasi, kekuasaan, kesedihan, kerinduan, politik, pendidikian, budi pekerti, dan perpisahan.
b. Perasaan
suasana perasaan penyair diekspresikan dan mampu dihayati pembaca. perasaan penyair dapat berupa sikap, pandangan, perbuatan, atau watak khusus.
suasana perasaan penyair diekspresikan dan mampu dihayati pembaca. perasaan penyair dapat berupa sikap, pandangan, perbuatan, atau watak khusus.
c. Nada
Penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca. sikap penyair terhadap pembaca tersebut diungkapkan dalam nada. dari sikap itulah tercipta suasana puisi. sebuah puisi dapat bernada sinis, protes, menggurui, memberontak, ,ain-main, bercanda, serius, patriotik, belas kasih, dendam, membentak, memelas, takut, merendahkan, menyanjung, khusyuk, kharismatik, kagum, filosofis, mengejek, meremehkan, menghasut, menghimbau.
Penyair mempunyai sikap tertentu terhadap pembaca. sikap penyair terhadap pembaca tersebut diungkapkan dalam nada. dari sikap itulah tercipta suasana puisi. sebuah puisi dapat bernada sinis, protes, menggurui, memberontak, ,ain-main, bercanda, serius, patriotik, belas kasih, dendam, membentak, memelas, takut, merendahkan, menyanjung, khusyuk, kharismatik, kagum, filosofis, mengejek, meremehkan, menghasut, menghimbau.
d. Amanat
Amanat, atau pesan, nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. amanat ditentukan sendiri oleh pembaca berdasarkan cara pandang pembaca terhadap sesuatu
Amanat, atau pesan, nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. amanat ditentukan sendiri oleh pembaca berdasarkan cara pandang pembaca terhadap sesuatu
e.
Struktur Bentuk Puisi
Struktur bentuk puisi disebut juga
unsur pembangun puisi secara fisik. unsur-unsur permbangun puisi tersebut
sebagai kesatuan struktur. unsur fisik meliputi larik, bait, pertautan, diksi,
imajinasi, dan irama.
1) Larik/baris
puisi merupakan kelompok kata yang tidak membentuk kalimat atau alinea. kelompok kata atau kiumpulan kata tersebut membentuk larik atau baris.
puisi merupakan kelompok kata yang tidak membentuk kalimat atau alinea. kelompok kata atau kiumpulan kata tersebut membentuk larik atau baris.
2) Bait
Bait merupakan kumpulan larik atau kumpulan baris. setiap bait terdiri atas dua baris, tiga baris, bahkan delapan baris.
Bait merupakan kumpulan larik atau kumpulan baris. setiap bait terdiri atas dua baris, tiga baris, bahkan delapan baris.
3) Pertautan
Pertautan merupakan pertalian antarlarik atau antarbait yang membentuk kesatuan sebuah puisi. pertalian inilah yang membuat puisi tersebut bermakna dan manarik.
Pertautan merupakan pertalian antarlarik atau antarbait yang membentuk kesatuan sebuah puisi. pertalian inilah yang membuat puisi tersebut bermakna dan manarik.
4) Diksi
Kata-kata dalam puisi bersifat konotasi dan puitis. konotasi berarti memliki kemungkinan makna lebih dari satu. puitis berarti mempunyai efek keindahan dan berbeda-beda dari kiata-kata dalam kehidupan sehari-hari.
Kata-kata dalam puisi bersifat konotasi dan puitis. konotasi berarti memliki kemungkinan makna lebih dari satu. puitis berarti mempunyai efek keindahan dan berbeda-beda dari kiata-kata dalam kehidupan sehari-hari.
5) Imajinasi
Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas apa yang dinyatakan oleh penyair. melalui pengimajian apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat, didengar, atau dirasa.
Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas apa yang dinyatakan oleh penyair. melalui pengimajian apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat, didengar, atau dirasa.
6) Rima dan Irama
Rima disebut juga sajak atau persamaan bunyi. rima adalah pengulangan bunyi
dalam puisi untuk menghasilkan efek merdu. Penggunaan rima puisi mendukung
perasaan dan suasana hati. bunyi merdu yang umum dalam setiap puisi adalah
aliterasi dan asonansi. aliterasi merupakana bunyi merdu yang dihasilkan bunyi
konsonan, sedangkan asonansi merupakan bunyi merdu yang dihasilkan bunyi
vokal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar